Perang Khaibar adalah salah satu dari peperangan kaum muslimin yang terjadi dimasa Rasullah SAW.Yang mana pada mulanya kaum Yahudi dan kaum muslimin hidup berdampingan secara damai di Kota Madinah. Tetapi karena kaum Yahudi banyak melakukan pelanggaran terhadap janji yang sudah disepakati, maka Nabi Muhammad SAW mengusir mereka untuk keluar dari Madinah.
Setelah diusir oleh Nabi Muhammad SAW, kaum Yahudi menempati daerah Khaibar yang jaraknya sekitar 150 Km dari Kota Madinah atau sekitar 3 hari perjalanan darat.
Kaum Yahudi yang memiliki dendam terhadap kaum muslimin terus menyusun strategi untuk melakukan pembalasan. Secara kuantitas jumlah mereka sedikit, tetapi kaum Yahudi sangat cerdik dalam menyusun strategi perang.
Mereka membentuk benteng-benteng yang berlapis dan kokoh, bahkan sekelas pasukan Romawi pun tidak sanggup menembus benteng-benteng Khaibar.
Pada tahun ketujuh hijriah, Nabi Muhammad SAW dan pasukan kaum muslimin yang berjumlah 1400 berangkat menuju Khaibar. Pasukan kaum muslimin sudah tiba sebelum waktu subuh dan membuat orang-orang Yahudi terkejut.
Awalnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhum memegang komando pasukan dan memegang bendera perang. Tapi mereka belum berhasil menembus benteng pertahanan Khaibar.
Esoknya Rasulullah SAW menyerahkan komando dan bendera perang kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu. Di bawah komdando Ali bin Abi Thalib, pasukan kaum muslimin berhasil menembus satu demi satu benteng pertahanan kaum Yahudi.
Peperangan Khaibar dimenangkan oleh umat islam di bawah komando Ali bin Abi Thalib. Jumlah pasukan yang syahid dari kalangan umat islam sekitar belasan orang sedangkan jumlah pasukan yang meninggal dari kalangan umat Yahudi mencapai puluhan orang.
Ternyata tidak sampai di sini saja perlakuan umat Yahudi terhadap kaum muslimin, meskipun mereka sudah kalah di Perang Khaibar, tetapi umat Yahudi kembali menyusun strategi untuk melumpuhkan umat islam.
Salah seorang wanita Yahudi berniat membunuh Nabi Muhammad SAW dengan cara menyuguhkan hadiah berupa daging yang sudah dicampuri racun kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau.
Tatkala Nabi Muhammad SAW memakannya, daging tersebut berkata kepada Nabi SAW bahwa ia sudah dicampur dengan racun. Seketika itu Nabi Muhammad langsung memuntahkannya kembali.
Sedangkan sahabat Nabi yang bernama Bisri bin Baru radhiallahu ‘anhu meninggal dunia pada waktu itu setelah memakan daging tersebut. Akhirnya Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk mencari wanita itu untuk dibunuh sebagai qishosh.
(satujam.com)
Tidak ada komentar: